LINTANG SAKTI RIANI PUTRIKU

0


Bulan ke sembilan datang juga. Ini tandanya perjuangan besar sudah didepan mata. Kami memperbanyak persiapan mental spiritual untuk menghadapi detik - detik perjuangan besar ini. Maklum, ini anak pertama, kami belum berpengalaman menghadapi situasi semacm ini. Takut bercampur bahagia beraduk menjadi satu di dasar alam jiwa
Namun demikian, ketenangan senantiasa datang setiap kami mendekatkan diri kami kepada Allah SWT. Ya, inilah bekal paling besar menghadapi prosesi kelahiran putera kami tercinta. Kami pasrahkan jiwa kami, kepada Dzat Pemilik jiwa, Allah SWT.
Prediksi awal kelahiran anak kami pertengahan Puasa, dan 1 minggu menjelang lebaran, kami dibuat cemas oleh kondisi istriku, sepanjang malam ia merasakan sakit yang dasyat, dibuat miring sakit,
"Belum ada pembukaan mbak!" Jelas sang bidan.
"Hah.. nggak salah bu?
“?" Tanyaku tidak percaya.
"Belum ada pak,. Kontraksi ini mungkin itu kontraksi palsu istilahnya, belum ada pembukaan sampai sejauh ini." Bidan melanjutkan penjelasannya.
Huuft.. Yah.. Sudah lah kebahagiaan ini mungkin harus ditunda beberapa saat tak apalah. Akhirnya hari itu keluarga kami yang sudah menunggu - nunggu kelahiran.kembali lagi keprayun  
 Saya juga  melakukan konfirmasi pembatalan status facebook yang sudah terklanjur berstatus, "menanti detik - detik kelahiran." Maluuuu..hehe. Aktivitas kembali seperti biasanya tidak ada yang special, menunggu sampai malam takbiran ternyata yang ditunggu belum ada tanda-tanda Menunggu. Penantian yang seakan - akan tak berujung.

Suatu hari...
"Mas.. Perutku sakit banget mas.." Malam hari sekitar jam 3 malam, istri mengalami sakit yang hebat di perutnya. Kontaksi awal menjadikannya tak kuasa menahan sakit tersebut.
Tetapi pagi hari jam 6 pagi sakitnya berangsur baik , dan bisa untuk jalan jalan dirumah
“ Dah sembuh belum dek, Masih kuat , kalau kuat mas ke Prayun , bantu bapak ibu jualan bakso dulu “ Prayun adalah sebuah pulau yang terletak di depan seberang Karimun, untuk menuju kesana dengan spead boat sekitar 30 Menit.
Tapi jualan bakso dipesta pantai baru dapat separuh yang terjual , jam 11 siang , Mertua menelepon katanya istri sudah sakit-sakitan Perutnya dan sudah pembukaan 1
Kami beserta simbok bapak diprayun langsung bergegas pulang kekarimun, dan setelah sampai melihat istri kesakitan menahan sakit perutnya, dan . Kami bersegera mungkin untuk memeriksakan kondisi tersebut kebidan yustina yang berjarak hanya beberapa meter dari kediamanku. Kami disambut oleh beberapa orang petugas jaga yang sedang piket jaga. Setidaknya 2 orang perawat menyambut kami. Setelah menanyakan nama, alamat, keluhan, mereka merujuk istri memasuki sebuah ruangan khusus ibu hamil.
 "Mari pak, Ibu ke ruangan Periksa" Ujar salah satu perawat.
Apa yang terjadi di dalam hatiku tidak dapat diungkapkan. Aku cemas melihat istriku  secara langsung prosesi pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan kepada sang istri tercinta. Aku hanya menunggu sembari harap - harap cemas, kabar apa gerangan yang akan disampaikan setelah ini? Tak lama kemudian, salah satu perawat memberitakan kabar yang sedari tadi ku tunggu.
"Pembukaan 2 pak!" Ujarnya.
"Terus gimana mbak? Kami harus menginap di sini atau gimana?" tanyaku.
"iya pak, Nunggu aja disini ". Kata perawat
"Iya mbak terima kasih!" Balasku.
sambil menunggu istriku, di ruang kelahiran, perasaan cemas dan tak kuasa melihat penderitaan istri  yang semakin gembira dan bercampur rasa tak percaya, Sebentar lagi si jabang bayi lahir!

Pukul 12.malam mata kami tak bisa terpejam. Coba bayangkan, bagaimana kami bisa terpejam sedangkan istri sudah divonis pembukaan 5? Sambil terus berdzikir sambil mengusap-usap pinggang istri, sesekali member semangat kepadanya.
Menjelang subuh, Setelah sholat Subuh , kepadanya saya serahkan dan panjatkan, di luar ruang persalinan, Mertua dan ibuku menunggu dengan harap-harap cemas
kami agak heran karena setelah kontraksi hebat tadi malam, tidak ada lagi kontraksi susulan. Kami pun bertanya pada perawat  mengenai hal tersebut. Ternyata kami dapati memang jarak antara pembukaan 1 dan setelahnya kadang sampai 24 jam, bahkan lebih. OK, kami pun menunggu sampai pagi  hari, sekitar jam 7 pagi, karena kecapekan semalaman tidak tidur saya gentian dengan simbok saya, saya mengantar mertua pulang kerumah berganti pakaian dan mandi,
di ruang pesalinan istriku melihat mertuanya yaitu simbokku yang menunguinya , dia tampak tidak bisa menyembunyikan harinya, sambil memeluk simbok, istriku menangis tersedu sedu, simbok memberi semangat dan nasehat-nasehat agar kuat dalam menghadapi persalinan, dan Setelah simbok membaca dzikir, serta amalam doa-doa , secarik kertas tulisan Ayat-ayat Al-Quran, beberapa kali mencium kening sambil meniup-niup ubun-ubun istriku, seiring dengan semburan dikening istriku, letupan air ketupanpun terjadi, beberapa perawat sibuk menyiapkan segala sesuatunya sekaligus memangil bidan
salah satu perawat datang memberi tahu kami
” Bapak, suaminya silakan menemani istrinya pak “ panggil Perawat
Ya Allah saya tidak tega melihat, menderitanya istriku, Bidan member aba aba
“ Ayo ngeden yang kuat, semangat ya “ kata bidan
Beberapa kali istriku ngeden dengan kuatnya, walau sudah dibantu beberapa perawat tetapi mungkin, satu malam menunggu kelahiran istriku terkuras tenaganya , Perih, sedih melihat dirinya meronta, ngeden , bercucuran keringat membasahi wajahnya
Betapa dasyatnya perjuangan seorang ibu melahirkan anaknya , tapi kenapa kadang kita masih melawan, kita masih menyusahkan orang tua, kadang masih banyak anak yang durhaka kepada orang tua , mudah-mudahan kita semua termasuk orang yang berbakti kepada orang tua, Amin
"bapak ibu kita tunggu sampai jam 8.30 kalau belum juga keluar kita vakum dan Kemungkinan besar, istri bapak  akan dioperasi cesar untuk proses kelahirannya, mengingat berat badan bayi yang besar,  istri bapak sudah banyak lemah banyak tenaga yang keluar." Nada lembut itu benar - benar menembus relung hatiku. Mendengar hal tersebut, aku hanya bisa pasrah, hanya mengharap kebaikan  dari Allah di setiap saat.
“ ibu sekali lagi yang semangat, kita pasang infus dan oksigen, ya “ kata bidan
Beberapa perawat sibuk menyiapkan alat-alat infus dan oksigen, saya terus berdoa, sesekali istri saya melihat kearah saya, beberapa saat saya cium kening, dan menyuruhnya membaca  Kalimat La Ilaha illaLlah, Allahu Akbar
“ Sakti keluar ya nak “ Beberapa saat nama itu saya panggil, itu adalah rancangan nama bayi yang kami siapkan yaitu Sakti Maulana Akbar, prediksi kami cowok
“ Sekali lagi kita lakukan ya bu, ibu ngeden yang kuat, gigt kain ini “ kata bidan
Istriku dengan semangat kuat, dan ngeden serta dibantu oksigen dan infus, serta kami semua termasuk bidan mengucapkan kalimat La Ilaha illaLlah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, ayo sakti , Allahu Akbar
Dan yang dinantikan pun datang juga bayi mungil, perempuan cantik , dengan berat 3, 3 panjang 49 , Alhamdulillah puji syukur ya Allah
Setelah kami adzankan dan melalui beberapa proses yang ada di klinik jam 3.30 kami pulang kerumah, Alhamdulillah Normal, Ibu sehat anak Sehat dan Putri kami beri  nama LINTANG SAKTI RIANI
Mudah-mudahan menjadi anak yang selalu sehat, kuat, bisa berbagi kepada orang tua, menjadi kebanggaan keluarga bisa mengharumkan nama keluarga, bangsa Negara dan Agama amin dan berguna bagi sesame 

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)
To Top